Dan dia terus menggigil di senyapnya malam, luruh bersimpuh dalam lautan waktu yang tak terbilang. Dihantui bayang-bayang lepas. Mengejar tanpa jemu kemana kakinya melangkah. Larut dalam kata-kata yang tak terucap, luluh dalam air mata yang tak terhenti. Hanyut di atas tasik nanah yang memantulkan bayang-bayang luka.
Aku bangkitkan semangatnya yang telah hilang entah kemana. Jagakannya dari mimpi ngeri. Merawat segala luka-lukanya. Aku balut sayap yang patah. Lalu kita terbang bersama. Kita bersama menerokai indahnya dunia percintaan alam maya yang memabukkan. Dia ajarkan aku terbang tinggi hingga langit ke tujuh menelusuri indahnya kelopak pelangi. Menikmati cahaya sang bulan. Tapi saat indah itu hanya seketika Dia pergi jua.
Setelah lukanya sembuh, setelah sejuknya hilang. Dia tinggalkan aku sendirian. Aku termanggu, sebak dan pilu. Rasa ingin mati sahaja daripada menanggung segala sengsara ini. Namun dia tetap pergi tiada khabar berita.
(Wali- Puaskah)
Puaskah kau lukaiku
Puaskah kau sakitiku
Puaskah khianatiku
Puaskah hoo.. Sayangku
Di manakah nuranimu
Di mana akal sehatmu
Sekarang kau campakanku
Setelah kau dapatkanku
Reff:
Mungkin hanya bila ku mati
Kau ‘kan berhenti ‘tuk menyakiti
Sampai kapan aku begini
Terus begini
Terus engkau lukai
Ingatlah saat yang lalu
Saat kau peluk diriku
Tapi kini semua lalu
Kau tega khianatiku
0 comments:
Post a Comment